
Yogyakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang masih sangat kental budaya dan kulturnya. Oleh karena itu, di kota ini masih sangat mudah ditemui berbagai lokasi sejarah serta lokasi budaya yang masih terus dirawat hingga kini. Sebagai bangsa yang menghargai budaya asli kita, tidak ada salahnya jika wisata sejarah Taman Sari Yogyakarta kita coba untuk liburan selanjutnya.
Dalam mengunjungi wisata sejarah Taman Sari Yogyakarta, kita wajib untuk memahami sejarahnya. Bangunan Taman Sari ini merupakan bangunan yang pada awalnya dibuat untuk tempat persinggahan, tempat persembunyian hingga tempat bersemedi raja-raja di Yogyakarta dahulu. Oleh karena itulah beberapa bangunan Taman Sari sesuai dengan tujuan tersebut.
Bangunan wisata sejarah Taman Sari Yogyakarta ini dibangun oleh Tumenggung Mangundipura atas perintah Sultan Hamengkubuwana pertama yang merupakan raja pertama dari Kesultanan Yogyakarta. Tumenggung Mangundipura diminta untuk pergi ke Batavia guna mempelajari arsitektur bangunan di Batavia sana.
Itulah alasan mengapa wisata sejarah Taman Sari Yogyakarta juga masih memiliki gaya arsitektur Eropa meskipun berada di Jawa. Pembangunan Istana Taman Sari pada abad ke 18 tersebut selesai pada masa Sultan Hamengkubawan ke II dengan menghasilkan 59 bangunan berupa tempat tinggal raja, Masjid, hingga kolam mandi para putri dan dayang-dayang.
Meskipun memiliki pengaruh arsitektur Eropa, dalam pembangunannya, Tumenggung Mangundipura tetap memiliki filosofi Jawa didalamnya. Seperti pada gerbang sebelah barat yang disebut sebagai Gedhong Gapura Hageng yang menanggalkan tahun jawa saat itu dengan kata kata berbahasa Jawa yakni Lajering Kembag Sinesep Peksi berarti tahun 1691 penanggalan jawa atau 1765 Masehi.
Taman Sari terbagi menjadi empat lokasi, yakni danau buatan Segaran di sebelah barat dan Kompleks Pemandian yang disebut sebagai Umbul Binangun di sebelah selatan Danau Segaran. Sedangkan area ketiga yang sekarang sudah hilang adalah Pasarean Ledok Sari dan kolam Garjitawati yang terletak di sebelah selatan kompleks pemandian dan keempat adalah Magangan.
Taman Sari menjadi saksi sejarah Indonesia semenjak selesai dibangun. Taman Sari aktif digunakan oleh Kesultanan pada tahun 1765 hingga 1812. Kala Tentara Inggris menginvasi Yogyakarta, terlihat beberapa lokasi di Taman Sari rusak parah. Sementara pada saat Perang Jawa yang berlangsung antara 1825 hingga 1830, Taman Sari ditinggalkan Kasultanan.
Tak hanya itu saja, pada tahun 1867 juga terjadi gempa hebat di Yogyakarta yang juga merusak bangunan di Taman Sari. Yang terlihat begitu hancur adalah gedung Kenongo. Selain itu, di area sekitar Taman Sari yakni danau Segaran pun juga telah mengering dan dipenuhi oleh semak belukar.
Taman yang dikelola oleh pemerintah setempat. Dalam kompleks wisata sejarah Taman Sari Yogyakarta tersebut terdapat 2700 penduduk yang mana memanfaatkan pendatang atau kunjungan turis sebagai penghidupan.
Tidak sedikit pengrajin kain batik dan berbagai hiasan lainnya yang ada di lokasi wisata sejarah Taman Sari Yogyakarta. Pengembangan desa atau kampung wisata ini memberikan manfaat perekonomian bagi warga Yogyakarta yang tinggal disekitarnya yang mungkin saja dahulu juga merupakan abdi dalem atau pekerja dalam Kasultanan Yogyakarta yang mengabdi pada raja.
Agar kebudayaan serta keberadaan Taman Sari dapat selalu terus hidup, tidaklah salah jika kita menyempatkan diri untuk mengunjungi wisata sejarah Taman Sari Yogyakarta ini. Sambil membayangkan bagaimana kehidupan di jaman kerajaan dulu.
Wisata Sejarah Taman Sari Yogyakarta, dilihat 4 April 2019, http://www.berdesa.com/wisata-sejarah-taman-sari-yogyakarta/
Foto by Wikipedia